Halaman

    Social Items

Kang Budi : Sang Pelestari Dongeng di Tangerang - Kang Budi Sabarudin adalah sosok wartawan senior di Tangerang. Kecintaannya pada dunia literasi membuatnya tak lelah menyebarkan virus untuk membangkitkan gairah dan kecintaan anak-anak pada dunia tulis dan baca.

Disamping itu, dirinya yang juga Presiden Sanggar Kancil ini pun kini tengah giat mendongeng keliling kampung.

Kang Budi : Sang Pelestari Dongeng di Tangerang

Kang Budi : Sang Pelestari Dongeng di Tangerang
Kang Budi : Sang Pelestari Dongeng di Tangerang
ini dia terlihat tampil di depan puluhan anak di Musala SD IT dan RA Bani Sya'i, Kampung Kepuh RT 02/01, Desa Pakualam, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.

Wajah-wajah belia tersebut tampak sumringah karena terhibur oleh joke-joke lucu Kang Budi. Maklum saja, tradisi mendongeng dikalangan anak-anak di Tangerang telah lama hilang digantikan kebiasaan menonton televisi dan bermain gadget.

"Kegiatan ini masih dalam rangka melaksanakan program dongeng keliling," kata Budi, yang sekaligus juga sebagai Direktur Dongeng Center Tangerang.

Kang Budi mengatakan, dongeng keliling itu dilakukan ke sekolah-sekolah, panti asuhan, Taman Baca Masyarakat (TBM), pesantren-pesantren, lembaga pemasyarakatan, dan kampung-kampung di Tangerang Raya (Kota dan Kabupaten Tangerang serta Tangerang Selatan).

Dalam kesempatan itu Kang Budi membawalan dongeng tentang kisah-kisah binatang, yang di dalamnya kaya sekali akan pesan-pesan moral, nilai-nilai, ajaran budi pekerti, dan hikmah bagi kehidupan manusia.

"Cara saya membawakan dongeng dengan pendekatan seni pertunjukan. Artinya ketika saya mendongeng saya berupaya menjadi tontonan yang menarik, namun juga harus jadi tuntunan bagi penonton," terangnya.

Karena itu, ketika Kang Budi membawakan dongeng, sudah pasti akan ada unsur seni peran dan teater. Sedangkan bentuk teater yang digunakan pada saat mendongeng yakni teater tradisional.

Seperti biasa, usai mendongeng, Kang Budi membagikan buku secara cuma-cuma kepada penonton, dengan syarat penonton mampu menjawab pertanyaan seputar dongeng yang sudah dibawakan.

Kiai Miftah sebagai pengurus Yayasan Bani Sya'i yang mengelola lembaga pendidikan mengatakan, diasengaja mengundang Kang Budi mendongeng agar ada suasana baru dan segar dalam proses belajar mengajar di sekolah dan pesantrennya
(Berita Tangsel)

Kang Budi : Sang Pelestari Dongeng di Tangerang

Tangsel Suspect Difteri, 470 Ribu Anak Segara Divaksinasi - Siswa SD Nur Fatahillah, di Jalan H Jamat, Buaran, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mengalami suspect difteri. Para siswa sudah menjalani perawatan di puskesmas setempat.

Kepala Puskesmas Rawa Buntu Hartono Mulyono mengatakan, pihaknya langsung bergerak melakukan upaya pencegahan, dengan memberikan vaksin tetanus difteri kepada 850 siswa SD Nur Fatahillah.

Tangsel Suspect Difteri, 470 Ribu Anak Segara Divaksinasi 

Tangsel Suspect Difteri, 470 Ribu Anak Segara Divaksinasi
Tangsel Suspect Difteri, 470 Ribu Anak Segara Divaksinasi 

"Siswa yang terkena suspect sekolah di sini, tapi tinggalnya di daerah Cisauk. Sekarang masih dirawat," kata Hartono, di sela-sela kegiatan vaksinasi siswa SD Nur Fatahillah, Buaran, Selasa (12/12/2017).

Langkah itu diambil sebagai tindak lanjut dari kasus difteri yang terjadi di Provinsi Banten. Untuk wilayah Tangsel sendiri, sebelumnya telah dinyatakan suspect dan salah satu titiknya berada di Rawa Buntu.

Meski demikian, Hartono mengaku masih ada orang tua yang melarang anaknya divaksin tetanus difteri. Untuk itu, pihaknya akan melakukan upaya pendekatan kepada para orang tua tentang pentingnya vaksin itu.

"Nanti kita siasati melalui orang tuanya. Tapi kan jumlahnya enggak banyak yang menangis dan menolak disuntik. Target kita di sekolah ini 850 siswa," katanya.

Pemberian vaksin tetanus difteri juga dilakukan di TK Negeri 5 Benda Baru. Tidak seperti di SD Nur Fatahillah, para orang tua siswa di TK ini sangat antusias mengikuti vaksin difteri untuk anak-anaknya.

Nadia (26), orang tua siswa mengaku untuk mengikuti vaksin difteri ini sampai izin bekerja. Dia ingin menemani buah batinya disuntik vaksin tetanus difteri dan melihat langsung proses vaksinasi itu.

"Saat dikabari pihak TK akan ada vaksinasi difteri di sekolah, saya langsung mengajukan izin kerja, dan menemani anak saya disuntik. Saya sangat khawatir dan takut juga tertular," ungkap Nadia.

Ibu dua orang anak ini mengaku banyak mengetahui virus difteri itu dari media dan teman-temannya. Ia sadar virus tersebut sangat berbahaya, apalagi bisa menyebabkan kematian pada anak.

Plt Kepala TK Negeri Pembina 5 Tirta Tri Sabdani mengatakan, pihaknya sudah menyosialisasikan vaksinasi difteri ini kepada seluruh orang tua siswa jauh-jauh hari, dan mendapat respons positif.

"Alhamdulillah tidak ada penolakan dari para orang tua, semua setuju anaknya divaksinasi. Ada 34 siswa yang hari ini divaksin. Reaksi anak-anak lucu, ada yang berani, dan takut," sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Suhara Manulang mengatakan, berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan, Kota Tangsel masuk zona KLB kasus difteri. Karenanya vaksinasi perlu dilakukan di daerah ini.

"Fokus vaksinasinya pada anak usia 1 sampai 19 tahun. Mulai dari TK, SD sampai SMA, begitupun sekolah madrasah. Vaksinasi akan kami kejar hingga sebelum masuk libur sekolah," jelasnya.

Vaksinasi bisa dilakukan di seluruh posyandu dan puskesmas. Untuk pendaftarannya dimulai sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Targetnya 470. 000 anak akan divaksin.

"Pemberian vaksin ini dilakukan secara bergelombang, mulai Desember 2017, Januari 2017, dan Juli 2018. Sasaran kami selama tiga gelombang itu 470.000 anak bisa tervaksinasi," pungkas Suhara.(Berita Tangsel)

Tangsel Suspect Difteri, 470 Ribu Anak Segara Divaksinasi

Meski Didemo, Proyek Ruas Tol di Pamulang Tetap Lanjut - Meski Aktivis lingkungan hidup menggelar unjuk rasa menuntut pembangunan ruas tol Serpong-Cinere di Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), dihentikan sementara, namun hingga saat ini pengerjaan proyek yang bersinggungan langsung dengan kawasan Setu Sasak Tinggi itu terus berlanjut.

Dari pantauan di lokasi pada Rabu (10/1/2018) sore, terlihat beberapa crane, truk dan aktifitas para pekerja proyek tetap bekerja seperti biasa. Baik spanduk maupun atribut penolakan yang sempat dipasang oleh para aktivis lingkungan pun telah raib.

Meski Didemo, Proyek Ruas Tol di Pamulang Tetap Lanjut

Meski Didemo, Proyek Ruas Tol di Pamulang Tetap Lanjut
Meski Didemo, Proyek Ruas Tol di Pamulang Tetap Lanjut


Para aktivis yang tergabung dalam Gugusan Alam Nalar Ekosistem Pemuda (Ganespa) Kota Tangsel menilai, poyek pengerukan tiang pancang ruas tol Serpong-Cinere telah merusak garis sempadan Setu. Hal itu dipastikan, dapat menyebabkan penyempitan area Setu, hingga dampak parahnya adalah volume Setu untuk menampung debit air akan berkurang drastis.

"Ganespa menganggap ada sebuah kesalahan prosedur, ada sebuah pelanggaran yang dilabrak oleh pemerintah pusat dan daerah. Pada dasarnya, ini adalah garis sepadan Setu yang tidak boleh diusik atau diganggu, apalagi sampai dirusak, ada titik yang dirubah," terang Hafiz Fidon, Dewan pertimbangan Organisasi Ganespa di lokasi.

Proyek pembangunan ruas tol itu berada persis di sisi Setu Sasak Tinggi, bahkan hanya berjarak sekira 2 hingga 3 meter saja. Sejumlah titiknya, tengah menjalani penggalian Bore Pile, hingga kedalaman tertentu.

Kepala Pelaksana Proyek dari Waskita, Nanan Sudirman menjelaskan, panjang pembangunan ruas tol yang berada di sekitar Setu Sasak Tinggi mencapai sekira 250 meter. Sedangkan pembangunan yang berada persis di sisi Setu, lebarnya mencapai 2 meter, dengan panjang sekira 50 meter.

"Memang ada yang kena Bore Pile disitu, untuk dudukan jembatannya. Tapi nanti tanah (area) itu dikembaliin, kemungkinan akan lebih lebar, ditarik ke sini. Nggak ada penyempitan, itu hanya untuk dudukan saja, paling yang kena sekitar 2 meteran saja. Kita akan jalan terus, kecuali dari Owner kita suruh berhenti ya kita berhenti," ujar Nanan.(Berita Tangsel)

Meski Didemo, Proyek Ruas Tol di Pamulang Tetap Lanjut

Airin Resmikan Klinik Bayi Tabung - Klinik bayi tabung di Indonesia saat ini jumlahnya masih sangat terbatas. Padahal bagi pasangan suami isteri yang terkendala infertilitas atau kesuburan, sangat membutuhkan fasilitas itu. Banyak dari pasien infertilitas kurang mengetahui apa upaya yang aman dan tepat dalam mengatasi sulitnya memiliki keturunan. Terlebih selama ini masyarakat menganggap bahwa program bayi tabung memerlukan biaya tinggi.

Kini, pasangan suami isteri di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten, yang terkendala masalah kesuburan tak perlu lagi gelisah untuk segera memiliki keturunan. Fasilitas program bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) telah hadir di wilayah itu.

Airin Resmikan Klinik Bayi Tabung

Airin Resmikan Klinik Bayi Tabung
Airin Resmikan Klinik Bayi Tabung

"Semoga ini menjadi solusi baik bagi masyarakat Kota Tangerang Selatan, ataupun yang tinggal di luar itu agar datang kesini, Insya Allah bisa mendapatkan keturunan. Tentu kita berharap juga ada transfer knowledge (transfer ilmu) dari dokter ahli di sini kepada dokter-dokter lainnya," ujar Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany saat meresmikan Fasilitas Indo Fertility and IVF Center di RS Omni Hospital, Alam Sutera, BSD, Kamis (18/1/2018).

Menurut Airin, gangguan infertilitas tentu sangat menghambat bagi pasangan suami isteri untuk bisa memiliki anak. Bahkan sekalipun sang isteri bisa hamil, namun akan sangat mudah mengalami keguguran.

Sebenarnya, banyak faktor yang memengaruhi tingkat kesuburan seseorang, diantaranya faktor kelebihan berat badan (obesitas), merokok, alkohol, narkotika, kurang berolah raga, stres, serta rendahnya mengonsumsi sayur dan buah-buahan.

Salah satu tim dokter yang menangani program bayi tabung di Indo Fertility and IVF Center, dr Sudirmanto, memaparkan, penyebab gangguan kesuburan bisa dibedakan menjadi tiga hal, yakni faktor isteri, faktor suami, hingga faktor yang tidak dapat dijelaskan atau biasa disebut faktor unexplained.

"Faktor istri bisa berupa gangguan pematangan pada sel telur, sumbatan saluran telur atau gangguan pada rahim dan induk telur. Kalau faktor suami itu akibat jumlah sperma yang sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, kelainan bentuk (morfologi) dan pergerakan (motilitas) sperma," ungkap dr Sudirmanto.

Menurut dr Sudirmanto, satu dari lima pasangan suami isteri setelah satu tahun masa perkawinan selalu mengeluh sulit untuk memiliki keturunan, meski telah dibarengi hubungan seks yang rutin. Oleh karenanya, dalam terapi program bayi tabung hanya diperlukan waktu sekitar 3-4 pekan untuk memastikan pasangan tersebut bisa hamil.

"Pelayanan di klinik bayi tabung ini, pertama adalah pelayanan investigasi tentang gangguan kesuburan itu, dengan konsultasi USG, HSG, analisa sperma, lab hormon, histeroskopi, dan laparoskopi. Kedua, pengobatan gangguan kesuburan. Kurang lebih 3-4 minggu baru bisa kita lihat hasilnya," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kota Tangsel, Suhara Manullang, mengatakan, klinik bayi tabung ini merupakan yang perdana di Provinsi Banten. Karenanya dia berharap masyarakat yang ingin segera memiliki keturunan tak perlu lagi berobat ke Ibu Kota atau bahkan ke luar negeri.(Berita Tangsel)

Airin Resmikan Klinik Bayi Tabung

Polisi Bergulat dengan Perampok di Tangsel - Seorang sopir taksi, Muhammad Syaiful (37), dirampok oleh lima penumpang. Aksi perampokan itu digagalkan anggota Polsek Pondok Aren Brigadir Yamin yang berhasil menangkap salah satu pelakunya.

Peristiwa itu terjadi di Jl Graha Raya, Kelurahan Parigi Lama, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, pada Jumat (12/1/2018) sekitar pukul 02.30 WIB. Bermula ketika korban mendapat lima penumpang, yang terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan, yang menyetopnya di Pondok Kopi, Jakarta Timur.

Polisi Bergulat dengan Perampok di Tangsel

Polisi Bergulat dengan Perampok di Tangsel
Polisi Bergulat dengan Perampok di Tangsel


"Para penumpang tersebut minta diantarkan ke Stasiun Jombang," ujar Kapolres Tangsel AKBP Fadli Widiyanto kepada detikcom, Jumat (12/1/2018).

Sesampai di Stasiun Jombang, dua penumpang perempuan turun dari taksi. Kedua perempuan itu kemudian diantar 2 penumpang laki-laki berjalan ke Stasiun Jombang.

"Kemudian kedua pria itu kembali ke taksi dan di dalam taksi tinggal tiga penumpang laki-laki tadi," imbuhnya.

Ketiga pelaku ini kemudian meminta korban melanjutkan perjalanan tanpa menyebutkan tujuannya. Ketika melintas di Jl Graha Raya, tiba-tiba para pelaku meminta korban berhenti dan tiba-tiba memukul korban.

"Korban dipukul dengan menggunakan alat sebuah batu," sambungnya.

Di saat bersamaan, Brigadir Yamin melintas dan melihat korban ketika dipukuli oleh ketiga pelaku. Seketika Yamin berusaha menangkap ketiganya.

"Akan tetapi, yang tertangkap satu pelaku, sementara yang dua lainnya kabur," sambungnya.

Ketika pelaku tersebut ditangkap, dia melakukan perlawanan. Meski membawa senjata api, Yamin melawannya dengan tangan kosong.

Selanjutnya korban bersama pelaku bernama Shendi Agasta dibawa ke Polsek Pondok Aren. Saat ini polisi masih mengejar dua pelaku lainnya.
(Berita Tangsel)

Polisi Bergulat dengan Perampok di Tangsel